KEMBALI KE JALAN SEMULA

"Berkat kemurahan Alloh, aku memperoleh rezeki, meskipun lisanku dalam keadaan tertutup."

Dua bait di atas adalah gubahan syair dari Al-Imam Syafi'i. Saya sendiri tidak tahu apa maksud dari kalimat tersebut. Redaksi asli dalam bahasa arabnya berbunyi seperti ini.

Sampai akhirnya kemarin guru saya menjelaskan bahwa maksud dari lisan yang tertutup itu terjadi ketika kita masih berada di dalam rahim ibu.

Sebelum lahir ke dunia, kita memulai kehidupan ini dari dalam kandungan. Awalnya hanya berupa embrio sebesar biji kacang hijau. Kemudian semakin hari akan semakin berkembang.

Pada bulan kedua janin mulai menampakkan bentuk bayi yang sangat mungil, hanya sepanjang dua cm saja. Sedikit demi sedikit cikal bakal bagian-bagian wajah mulai terbentuk, seperti mata, hidung dan mulut.

Calon mata ini masih tertutup dan dilindungi oleh kulit membran yang tipis. Mulutpun demikian, masih dalam keadaan rapat. Hingga pada bulan keempat, tubuh kita mengalami perkembangan lagi dan kini sudah sepanjang dua belas cm.

Saat itu kita sudah memiliki tulang yang kuat, dan sistem peredaran darah mulai bekerja untuk pertama kalinya. Tetapi mulut kita masih tertutup rapat.

Begitulah seterusnya Alloh memberi rezeki yang tidak putus-putusnya kepada sang janin sehingga ia mengalami pertumbuhan dan perkembangan sampai tiba waktunya dilahirkan ke dunia.

Bahkan meskipun bayi mungil itu belum bisa membuka mulut, Alloh memiliki jalanNya sendiri untuk menyampaikan makanan kepadanya. Jalan itu bernama plasenta, sebuah saluran nutrisi dari ibu kepada bayinya. Subhanalloh.

Betapa mudahnya bagi Alloh memberi rezeki dalam keadaan lisan kita yang tertutup, lalu mengapa kita khawatir padahal lisan kita telah terbuka seperti sekarang.

Ingatlah, ketika kita merasa bahwa semua usaha sudah tertutup, Alloh memiliki jalanNya sendiri untuk menyampaikan rezeki kepada kita. Kita cukup kembali kepada Alloh.


Sumber: Telegram Group