
BIARKAN ORANG BICARA, BIARLAH ALLAH YANG MENILAI
Suatu pagi, seorang pedagang Ikan mulai berjualan di pasar. Ia memasang papan bertuliskan "HARI INI DI SINI JUAL IKAN SEGAR".
Tidak lama datanglah seorang Pembeli dan bertanya, "Mengapa kau tulis HARI INI? Bukankah kau memang berjualan sekarang, bukan kemarin atau esok?".
Pedagang Ikan mengganti tulisan "DI SINI JUAL IKAN SEGAR".
Lalu datang pembeli ke 2 dan bertanya, "Mengapa kau tulis DI SINI? Bukankah memang di sini bukan di sana?".
Pedagang pun mengganti lagi dengan "JUAL IKAN SEGAR".
Tidak lama Pembeli ke 3 datang dan bertanya, "Mengapa kau tulis SEGAR? Bukankah memang yang kau jual Ikan Segar bukan Ikan Busuk?".
Pedagang pun mengganti lagi dengan "JUAL IKAN".
Kemudian datanglah pembeli ke 4 yang bertanya, "Mengapa kau tulis kata JUAL? Bukankah memang Ikan ini dijual bukan dipamerkan atau dibagikan gratis?".
Lalu dihapuslah kata Jual, dan tinggal "IKAN".
Tak lama datanglah pembeli ke 5 dan bertanya, "Mengapa kau tulis IKAN? Bukankah semua orang tahu kau jual Ikan, bukan sayur atau daging?".
Pedagang pun menurunkan Papan itu dan beberapa hari kemudian dagangannya makin sepi pembeli karena jualannya sudah tidak menarik lagi.
**
HIKMAH:
Apapun yang kita lakukan dan bagaimanapun keadaan kita, pasti tidak akan lepas dari penilaian dan komentar orang lain.
Orang lain bebas berkomentar. Namun, kesuksesan itu tergantung keyakinan dan sikap kita sendiri. Pandai-pandailah dalam menyaring perkataan yang masuk ke telinga kita. pandai-pandailah mengelola apa yang terdapat di dalam hati kita.
Setiap perbuatan tergantung niat dalam hati pelakunya. Keikhasan dan niat adalah rahasia kita dengan Allah subhanahu wa ta'ala. Jangan biarkan perkataan dan penilaian orang lain menodai atau bahkan menggerus nilai ibadah yang tersemat di dalamnya.
Jangan biarkan orang lain mengubah arah hidup yang telah kita tentukan. Hanya kepada Allah saja kira berserah diri dan mengharap ridha'Nya.
Penilaian orang lain, atau komentar buruk mereka jangan mematahkan semangat kita untuk berbuat kebaikan. Jadikan penilaian mereka sebagai koreksi namun tetaplah melangkah sesuai dengan apa yang kita yakini dengan niat dan cara yang benar dan baik. Sekeras apapun anjing menggonggong, kafilah tetap berlalu.
Jika pun ada yang memuji atau berkomentar bagus, jadikan itu menjadi pecut untuk berbuat yang lebih baik lagi. Janganlah pujian menjadi tujuan, karena itu pun dapat merusak amal dan usaha yang telah dilakukan.
Pujian yang didapat karena perbuatan baik yang tulus dan ikhlas adalah barokah dari Allah ta'ala. Pujian seyogyanya tidak membuat kepala membesar atau kaki tidak memijak lagi di bumi.
Sumber: Telegram Group