KESULITAN DAN KEMUDAHAN ITU SEPAKET
Bila teringat masa kecil, kebanyakan kita akan membayangkan keindahannya, bukan? Tetapi bila diingat sedikit lebih jauh, di balik keindahan kenangan itu, banyak juga terselip kenangan tentang kesulitan.
Contohnya: tidak mengerti pelajaran, dibuly teman, sepeda yang dicuri, malu di depan kelas dan banyak lagi. Hal ini menunjukkan bahwa dari sejak anak-anak manusia memang sudah dihadapkan pada kesulitan. Apa artinya ini?
Artinya untuk menjadi matang dan dewasa, kesulitan adalah pintu-pintunya. Tak ada manusia yang suka kesulitan, tetapi anehnya tak ada manusia yang terhindar dari kesulitan. Karena kesulitan akan selalu bersama setiap tarikan dan desahan napas manusia.
Jadi, orangtua memang harus sudah menyiapkan mental anak-anak untuk menerima kesulitan sebagai bagian dari hidup. Tujuannya agar mereka selalu bersikap optimis. Dasarnya dari mana? Dari dalil dong! Dalilnya yang mana? Silakan simak ya.
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” (QS Asy-Syarh [94]: 5-6)
Bayangkan, kalimat: “Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan” sampai diulang dua kali. Hal ini jelas merupakan penegasan dari Allah Ta’ala agar hamba-Nya bersikap optimis dan tidak mudah menyerah atau putus asa.
Dalam hubungan dengan turunnya ayat ini, Ibnu Jarir meriwayatkan dari Al-Hasan, dia berkata, “Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam pernah keluar rumah pada suatu hari dalam keadaan senang dan gembira, dan beliau juga dalam keadaan tertawa seraya bersabda:
‘Satu kesulitan tidak akan pernah mengalahkan dua kemudahan, satu kesulitan itu tidak akan pernah mengalahkan dua kemudahan, karena bersama kesulitan itu pasti terdapat kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan itu terdapat kemudahan.”
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menerangkan sabda Rasulullah di atas. Ternyata kata “Kesulitan” dalam ayat di atas berbentuk mufrad (tunggal). Sedangkan kata “Kemudahan” dalam bentuk nakirah (tidak ada ketentuannya) sehingga bilangannya bertambah banyak.
Itulah sebabnya Beliau bersabda: “Satu kesulitan itu tidak akan pernah mengalahkan dua kemudahan.”
Ayat Al-Qur’an dan hadis di atas cukuplah menjadi dasar sikap optimis setiap orang muslim mulai dari anak hingga dewasa dan tua.
Ya, Anakku. Kesulitan dan kemudahan itu ibarat buah. Kesulitan adalah kulitnya, sehingga saat buah itu diberi kepadamu, kesulitan itu dulu yang tampak. Padahal bila dikupas sedikit saja, daging buah sudah terlihat dan bila dikupas semuanya, dagingnya bisa dinikmati. Tak ada buah yang datang hanya kulitnya atau dagingnya saja. Kulit dan daging buah itu sepaket. Begitu juga kesulitan dan kemudahan, mereka juga sepaket.
Sumber: Rumah Pensil Publisher