Karakter Kuat Kepemimpinan
1. Karismatik
"Karisma adalah hasil dari kepemimpinan yang efektif, bukan sebaliknya." -(Warren Bennis)-
Mengapa Bung Karno hingga kini menjadi ikon pemimpin jempolan? Salah satu jawabannya adalah karena beliau merupakan pemimpin yang karismatik. Seorang pemimpin yang karismatik, akan disegani lawan maupun kawannya. Karismatik bukanlah sikap yang dibuat-buat, tetapi lebih cenderung pada pancaran alami yang muncul dari dalam diri. Bayangkan saja, Anda meniru-niru gaya Bung Karno ataupun gaya Barack Obama, bukannya orang lain akan terkagum-kagum, namun akan menertawakan Anda. Karisma yang muncul dari setiap orang berbeda-beda. Tugas Anda sebagai pimpinan adalah memunculkan karisma Anda agar berguna dalam memimpin orang-orang yang dipimpin.
2. Memiliki Integritas
Bukan posisi yang menjadikan seorang seseorang dianggap sebagai pemimpin, tetapi kepemimpinannyalah yang membuat posisi." -(Stanley Hufty)-
Pemimpin yang memiliki integnitas akan lebih disegani oleh teman ataupun lawannya. Integritas tinggi seorang pemimpin akan membawa perubahan baik karena dengan integritas tersebut, campur tangan pihak lain bisa diminimalisasi. Bisa dibayangkan jika terlalu banyak campur tangan dani pihak luar, maka keberlangsugan tujuan atau target akan terganggu. Semakin banyak yang campur tangan, maka semakin banyak pula keinginan dari banyak pihak yang berbenturan. Jika terjadi benturan-benturan, yang rugi bukan hanya orang lain, tetapi juga Anda selaku pemimpin. Integritas berguna untuk menjaga agar pemimpin tetap pada jalurnya, sehingga apa yang ditargetkan dengan mudah terpenuhi.
3. Gunakan Kekuasaan Sesuai Porsinya.
"Karakter adalah kekuasaan, itu membuat teman-teman, menarik patronase dan dukungan, serta membuka jalan menuju kejayaan kehormatan dan kebahagiaan." -(J. Howe)-
Kekuasaan adalah hal penting dalam kepemimpinan. Dengan kekuasaan, maka Anda tahu batas-batas dalam memimpin. Misalkan, seorang asisten manajer tentu memiliki cakupan lebih sempit dibandingkan dengan manajer utama dan fasilitas pun tentu berbeda. Namun demikian, asisten manajer memiliki 'kekuasaan' untuk mengatur orang-orang di bawahnya. Hal yang perlu diingat bahwa kekuasaan bukanlah inti dari kepemimpinan sebab jika kekuasaan digunakan secara sewenang-wenang tentu akan membuat orang lain/orang yang dipimpin akan lengah dan cenderung akan memberontak. Jika sudah memberontak tentu akan terjadi konflik yang bisa mengakibatkan keretakan, sehingga akan menghancurkan tujuan yang hendak dicapai. Jadi, gunakanlah kekuasaan sesuai porsinya dan jangan menjadikan kekuasaan sebagai satu-satunya cara untuk memimpin.
4. Komitmen Tinggi
"Seseorang yang belum pernah belajar untuk taat maka tidak akan menjadi komandan yang baik." -(Aristoteles)-
Komitmen bisa diibaratkan seperti ikatan. Jika memiliki komitmen berarti Anda memiliki keterikatan. Orang yang sudah merasa terikat komitmen tertentu akan sulit untuk pindah pada komitmen lain. Hal ini bisa diibaratkan seperti Anda ketika berjanji untuk setia pada pasangan, tentu saja Anda akan selalu setia di mana pun dan kapan pun. Nah, itulah yang dinamakan komitmen. Jika Anda memiliki komitmen tinggi pada tujuan, tentu saja Anda akan lebih fokus untuk mewujudkan tujuan tersebut. Jika seorang pemimpin memiliki komitmen tinggi, maka akan sangat efektif karena bisa menjadi contoh bagi anak buah/bawahan.
5. Memiliki Ketenangan
"Jangan pernah mengungkapkan seluruh diri Anda untuk orang lain, menahan sesuatu dalam cadangan sehingga orang tidak pernah yakin jika mereka benar-benar tahu Anda." -(Michael Korda)-
Di saat keadaan tegang dan genting, yang diperlukan bukanlah ketergesa-gesaan, tetapi suatu ketenangan. Ketenangan diperlukan untuk menata pikiran serta mengendalikan ketegangan dan kegentingan. Dengan ketenangan tersebut, maka pikiran akan lebih jernih. Tanpa adanya ketenangan, mustahil masalah dapat diselesaikan dengan baik. Ketenangan dalam menghadapi masalah merupakan ciri seorang pemimpin yang berpikiran matang dan dewasa. Kita bisa melihat para pemimpin dunia, kebanyakan dari mereka memiliki ketenangan dan tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan atau memerintahkan sesuatu.
6. Bersikap Adil
"Ingat bahwa seni besar dalam memerintah adalah untuk mengambil bagian yang adil dari sebuah pekerjaan." -(Nuh Porter)-
Sikap adil adalah sikap mutlak yang harus dimiliki seorang pemimpin. Keadilan harus dimulai dari diri sendiri karena jika sudah mampu bersikap adil terhadap diri sendiri, maka akan lebih mudah adil terhadap orang lain. Contoh kecil bersikap adil dalam lingkup keluarga, anak yang bersekolah SD dengan yang bersekolah SMA, maka harus ada perbedaan uang saku. Karena kebutuhan anak SD dan SMA itu berbeda. Adil di sini bukan berarti dipukul rata, melainkan disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan. Dalam menangani masalah terhadap bawahan juga harus adil, jangan mentolerir kesalahan secara berlebihan sebab bisa membentuk semacam kebiasaan.
7. Beretika
"Hal utama dan kemenangan terbaik adalah menaklukan diri sendiri." -(Plato)-
Etika adalah hal penting dalam hubungannya dengan orang lain. Pemimpin yang beretika akan mampu menyesuaikan diri di mana pun dan kapan pun ia berada. Dengan etika yang baik, maka akan mampu membawa diri ketika berhadapan dengan situasi apapun. Etika seorang pemimpin akan mencerminkan bagaimana kemampuan seorang pemimpin dan bagaimana dalam memimpin. Jika memiliki etika baik, tentu kawan dan lawan akan segan dengan Anda. Jangan seka kali menganggap enteng dalam hal etika.
8. Penuh Tanggung Jawab
"Tanggung jawab pertama seorang pemimpin adalah mendefinisikan realitas dan yang terakhir adalah mengucapkon terima kasih." -(Max de Pree)-
Semua keputusan dan tindakan yang diambil selalu membawa pada banyak kemungkinan. Disamping itu, juga memiliki konsekuensi tertentu yang bisa berakibat baik dan buruk. Adanya konsekuensi tertentu, maka diperlukan adanya tanggung jawab dari apa yang dilakukan. Seorang pemimpin pun harus memiliki rasa tanggung jawab terhadap apa yang dilakukan dirinya maupun yang dipimpinnya. Pemimpin yang baik tidak boleh melempar tanggung jawab apabila terjadi kesalahan yang dilakukan dirinya ataupun yang dipimpinnya. Yang membedakan pemimpin dan yang dipimpin adalah tanggung jawabnya. Jika merasa tanggung jawab pemimpin dan yang dipimpin itu sama, maka itu bukanlah pemimpin yang baik. Contoh kecilnya di dalam perusahaan antara, direktur dengan office boy tentu berbeda. Jadi, tanggung awab itu harus sesuai porsinya supaya tetap dalan jalur yang benar.
9. Kepercayaan Diri Tinggi
"Optimisme dan kepercayaan diri adalah kekuatan pengganda." -(Colin Powell)-
Percaya diri adalah hai penting dalam setiap melakukan tindakan. Tanpa adanya rasa percaya diri, maka semua tindakan akan menjadi ragu-ragu. Keraguan tersebut mengakibatkan setiap tindakan seakan berjalan setengah-setengah karena adanya kekhawatiran. Pemimpin yang memiliki kepercayaan diri tinggi bisa diibaratkan sudah melangkah setengah jalan sebelum tujuan tercapai. Kepercayaan diri juga dapat menimbulkan rasa optímis dan berani. Jadi, saatnya melangkah dengan penuh percaya diri dan yakin bahwa Anda bisa. Setiap pemimpin haruslah memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Bagaimana bisa percaya dengan orang lain jika tidak percaya pada diri sendiri, makanya sikap percaya diri mutlak ada di dalam jiwa seorang pemimpin. Percaya dii adalah salah satu modal dalam melakulan tindakan sebagai pemimpin. Contohnya ketika harus mengambil keputusan, mengatur tim, dan lainnya. Kebanyakan pemimpin andal di dunia ini pasti memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Rasa percaya diri seorang pemimpin akan menular pada yang dipimpinnya. Jadi, tunjukkanlah rasa percaya diri Anda, tanamkan rasa pada tim bahwa Anda dan tim Anda bisa melakukannya. Percaya diri adalah modal awal dalam memulai apa yang akan dituju.
10. Tidak Takut Perubahan
"Anda harus menjadi perubahan yang ingin Anda lihat di dunia." -(M. K. Gandhi)-
Perubahan bagi seorang pemimpin bukanlah untuk ditakuti, tetapi untuk dikelola dengan baik. Perubahan adalah dinamika yang tidak bisa dihindarkan dalam sendi kehidupan. Jika ingin mencapai tujuan tentu harus mau tidak mau untuk lebih adaptif terhadap setiap perubahan. Namun demikian, tidak selamanya harus adaptif begitu saja, tetapi harus ada nilai-nilai pokok yang patut dipertahankan. Adanya perubahan juga menuntut seorang pemimpin mau untuk dikoreksi dan belajar sesuatu yang baru. Bukankah manusia adalah makhluk dinamis yang mampu menerima hal baru asalkan sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Adanya perubahan merupakan sebuah tantangan yang mengasyikkan jika mampu menikmatinya.
11. Berani Berkorban
"Pengorbanan adalah proses berkelanjutan, bukan suatu pengorbanan sekali bayar." -(John C Manwel)-
Sifat sesungguhnya dari sebuah kepemimpinan adalah pengorbanan. Semakin tinggi kepemimpinan maka akan semakin tinggi pula pengorbanannya. Misalkan seorang pimpinan usaha. Dia adalah tumpuan bagi keluarga dan keberlangsungan nafkah karyawan di perusahaannya. la akan selalu memikirkan bagaimana usahanya menjadi semakin maju sehingga bisa menghidupi perekonomian orang banyak. Bila usahanya bangkrut maka banyak orang yang terkena imbasnya, sebaliknya jika berhasil juga imbasnya akan dirasakan banyak orang. Jika di saat pelik, si pengusaha bisa saja tidak menggaji dirinya sendiri dan tidak mau memecat karyawannya. Tidak menggaji dirinya sendiri tentu suatu bentuk pengorbanan. Pemimpin ideal adalah yang seperti itu, tidak hanya memikirkan diri sendiri, tetapi juga anak buah/karyawannya. Dengan bersikap seperti itu maka loyalitas akan terbangun dengan sendirinya.
12. Menjunjung Tinggi Kejujuran
"Kejujuran adalah bab pertama dalam buku kebijaksanaan." -(Thomas Jefferson)-
Kejujuran adaiah hal mutlak dalam rangka mencapai tujuan. Tanpa adanya kejujuran, maka akan banyak hambatan yang berujung pada kegagalan pencapaian. Misalkan, anak buah Anda ada yang tidak jujur, maka imbasnya akan merembet pada semuanya. Anda selaku pemimpin juga harus bertindak jujur pada anak buah Anda. Misalkan, kinerja anak buah memuaskan, maka Anda juga harus jujur mengatakan puas padanya dan jangan mengatakan tidak puas. Kejujuran Anda akan membuat anak buah terpacu dalam melaksanakan tugas. Demikian pula, jika Anda kurang puas dengan kinerja anak buah, katakan saja kekurangpuasan Anda. Namun perlu dingat bahwa penyampaian kekurangpuasan Anda harus dibungkus dengan kata-kata yang memotivasi dan jangan sampai melemahkan.
13. Disiplin
"Bakat tanpa disiplin seperti gurita dalam sepatu roda. Ada banyak gerakan, tetapi Anda tidak pernah tau apakah akan maju, mundur atau ke samping." -(H. Jackson Brown Junior)-
Disiplin merupakan salah satu kunci utama keberhasilan. Jangan sekali-kali bertindak indisipliner sebab akan menghambat kinerja. Misalkan suatu tugas harus dilaksanakan selama seminggu, berarti tugas tersebut tidak boleh molor sebab sekali molor akan berimbas pada tugas selanjutnya. Banyak kegagalan yang diakibatkan karena tidak disiplin. Disiplin harus dimulai dari awal pengonsepan hingga pelaksanaannya, sehingga dalam menjalankan tugas akan terarah dan tidak mengalami hambatan. Disiplin harus dimulai dari Anda sebagai seorang pemimpin hingga pada pelaksana di lapangan. Jika salah satu bagian tidak disiplin, maka akan menghambat bagian yang yang lain.
14. Memandang dari Sudut Lain
"Riwayat seseorang belum selesai ketika ia kalah, riwayatnya selesai ketika ia menyerah." -(Richard Nixon)-
Kemampuan memandang dari sudut lain merupakan kemampuan yang harus dimiliki setiap pemimpin. Adakalanya perbedaan timbul diantara pemimpin ataupun antar bawahan. Bisa diambil contoh, bagian produksi tentu pola pikirnya tidak sama dengan bagian marketing. Bagian produksi akan lebih berkompeten di dalam memproduksi produk dan marketing lebih pada sisi pemasarannya. Namun, terkadang bagian marketing mengeluh karena produknya kurang laku. Oleh karena itu, bagian marketing hendaknya menginformasikan apa-apa yang perlu diperbarui dalam produknya, sehingga akan menghasilkan produk yang laku di pasaran Jadi, harus ada kesinambungan antarlini agar tercapai semua tujuan. Nah, seorang pemimpin harus pandai menempatkan diri dan harus mampu memahami berbagai sudut pandang yang berbeda. Jika mampu memahami sudut pandang yang berbeda dengan baik, maka tujuan akan mudah tercapai.
15. Berwibawa
"Wibawa adalah kilau pada orang dan tidak dapat dibeli dengan uang. Wibawa adalah energi tidak terlihat dengan efek terihat." -(Marianne Williamson)-
Berwibawa adalah salah satu syarat seorang pemimpin. Seorang pemimpin yang berwibawa akan membuat orang segan padanya. Akan tetapi, jika seorang pemimpin tidak memiliki wibawa sama sekali, maka akan diremehkan oleh lawannya, bahkan diremehkan pula oleh anak buahnya. Dengan wibawa pula, seorang pemimpin akan dengan mudah memengaruhi anak buah. Namun, yang perlu diingat adalah wibawa tersebut harus diletakkan pada tempatnya. Jangan sampai terbawa pada tempat lain secara berlebihan karena akan membuat orang lain merasa tidak nyaman. Karena wibawa yang digunakan secara berlebihan cenderung mengarah pada sikap angkut.
16. Keinginan untuk Memimpin
"Seorang pemimpin ibarat seorang pedagang di harapan." -(Napoleon Bonaparte)-
Keinginan pemimpin adalah hal penting yang harus dimiliki seorang pemimpin. Jika tidak memiliki keinginan memimpin, maka yang ada hanyalah perasaan terpaksa dan akan menemui kegagalan Perasaan terpaksa tersebut akan berpengaruh pada kinerja karena dengan keterpaksaan tersebut akan membuat kerja tidak sepenuh hati dan tidak memiliki gairah memimpin. Pemimpin yang baik menganggap sebuah kepercayaan sebagai tanggung jawab, bukan keterpaksaan. Dengan rasa tanggung jawab tersebut, maka semangat memimpin akan berlipat. Sebaliknya, jika diliputi rasa keterpaksaan maka memimpin adalah suatu beban berat yang semakin bertumpuk.
17. Proaktif
"Ketepatan kata-kata yang Anda gunakan adalah jauh lebih penting dibandingkan dengan energi, intensitas, dan keyakinan Anda menggunakannya." -(Jules Rose)-
Sikap proaktif bisa diartikan sebagai sikap menahan diri terhadap situasi, namun dengan toleransi tertentu. Misalnya, Anto karena terburu-buru berangkat kerja, ia berlari kemudian menabrak Armin dan Nungki Karena merasa tertabrak, maka Armin dan Nungki berujar sesuatu. Armin berujar: "Matanya melihat ke mana sih!" Nungki berujar: "Hati-hahi Mas kalau berlari". Dari dua ucapan Armin dan Nungki bisa dikategorikan bahwa ucapan Nungki bisa dikategorikan sebagai proaktif, sedangkan ucapan Armin dikategorikan sebaga reaktif. Seorang pemimpin juga harus memiliki sikap proaktif karena dengan proaktif, maka akan dicintai bawahannya.
18. Objektif dalam Menilai
"Yang paling menarik informasi berasal dari anak-anak karena mereka mengatakan semua yang mereka tahu dan kemudian berhenti." -(Mark Twain)-
Kemampuan menilai segala hal secara objektif sangatlah diperlukan agar mampu melihat sesuatu secara jujur dan menyeluruh. Jika memiliki kemampuan menilai secara objektif, tentu tidak ada yang namanya kolusi dan nepotisme. Pemimpin yang memiliki kemampuan demikian, maka akan mampu membentuk tim yang solid sehingga akan memudahkan dalam mencapai tujuan. Namun, dalam kenyataannya masih banyak pemimpin yang tidak bisa menilai sesuatu secara objektif karena banyak hal. Hal tersebut bisa dipengaruhi banyak faktor seperti hubungan keluarga, suka atau tidak suka terhadap seseorang, dendam pribadi, tekanan dari pihak lain, dan lain sebagainya. Penilaian secara objektif akan berpengaruh pada keutuhan tim dalam jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang Jika mampu menilai secara objektif, maka tidak ada lagi pihak yang merasa iri atau dianaktirikan.