BAHAN BAKAR BAGI HIDUPMU ADALAH WAKTU

Sejauh pengalaman saya, motor jadul itu bahan bakarnya pakai premium saja cukup. Ya bolehlah pakai pertalite karena biasanya premium kosong di pom bensin.

Tetapi lelaki yang satu ini cukup nyeleneh. Masa motor jadulnya diisi pertamax turbo. Kan terlalu berlebihan, jadinya mubazir. Maka daripada penasaran, saya tanya saja langsung,

"Ente ngapain ngisi bensin pake pertamax segala? Yang turbo lagi! Emang bisa jadi lebih cepat? Motor tua ya segini-segini aja jalannya!"

"Bukan gitu Ustadz, tuh lihat antrian premium panjang banget kan? Ane sih kalau masuk SPBU lihat yang paling kosong Ustadz. Namanya bensin sih sama aja,"

Waduh, sombong banget nih orang. Saya masih mencoba mencari tahu mengapa dia punya pandangan seperti itu.

"Ya tapi harganya kan mahal?"

"Paling beda berapa sih Ustadz? Coba bayangin kalau harus antri begitu, bisa sampai sepuluh menit. Padahal saya seminggu ngisi dua kali, sebulan waktu kita bisa habis sejam setengah cuma buat antri doang!"

Subhanallah. Perkiraan saya meleset. Ternyata dia orang yang sangat menghargai waktu. Berikutnya ia bercerita bahwa satu setengah jam itu bukan waktu yang sebentar.

Bila digunakan untuk tadarus cukup untuk dua juz, jika dimanfaatkan untuk duduk di majlis ilmu bisa mendapat satu bab pelajaran baru. Detail banget!

Sungguh saya iri dengan orang-orang seperti ini yang rela membayar lebih, demi tidak kehilangan waktunya. Uang yang habis bisa dicari, kain yang robek bisa ditambal, tetapi waktu yang terbuang tak akan kembali lagi.

Ferrari sanggup menciptakan mobil tercepat. Intel sanggup membuat komputer tercanggih. Tetapi siapakah yang sanggup menciptakan waktu? Betapa banyak manusia yang merugi seperti saya ini.

Oleh karena itu, mari kita bersama-sama membangun mental seorang mukmin. Yaitu mental yang menghargai waktu di atas segalanya.


Sumber: Telegram Group