BELAJAR DARI KUCING SAKIT
Admin, melihat seekor kucing sakit parah, hingga matanya buta, kakinya pincang dan badannya luka-luka. Tapi ia tidak patah semangat, terus berjuang mencari kehidupan dan kesempatan.
Semua yang melihatnya pasti beranggapan ia akan mati.
Namun apalah daya, ia hanya seekor kucing.
Seekor kucing yang tidak pernah mengenyam pendidikan, tidak pernah merasakan kasih sayang, tidak pernah melihat masa depan, akan makan apa dan hidup bagaimana.
Si kucing senantiasa berjalan melalui tangga hingga lantai lima, berjalan menyusuri lorong lotong kamar mahasiswa. Sambil takut takut cemas jika diusir oleh pekerja kebersihan.
Bau busuknya pun tersebar (hingga) kemana-mana.
Tapi ia tidak putus asa, tetap semangat, hingga detik ini belum pernah saya dengar kucing bunuh diri karena kerasnya hidup dan ujian.
Ketika sebelum liburan musim panas tahun lalu, tiba-tiba si kucing lewat depan kamar saya. Lalu saya ucapkan dalam hati, "Mungkin kucing ini akan mati, karena mahasiwa pulang jadi tidak ada yang beri (ia) makan."
Namun 3 bulan berlalu, ternyata si kucing justru punya anak 3 ekor. Bahkan anaknya lucu-lucu membuat siapapun ingin memegangnya.
Tiba-tiba saya bergumam dalam hati, "Ya, inilah semangat kucing untuk hidup. Berbeda dengan manusia, terkadang hanya karena masalah cinta. Mereka memutuskan untuk bunuh diri. Apakah akal yang menyebabkan itu?"
Belajar dari semangat kucing buta.
Ia memang tidak pernah berpikir untuk mengumpulkan makanan jika jika ia sakit dan tidak mampu bekerja.
Ia tidak pernah berpikir untuk bagaimana menghidupi anak-anaknya jika musim panas datang dan mahasiswa pulang.
Ia hanya yakin, bahwa Allah penguasa alam yang akan memberi rizki kepada makhluk-Nya.
Ya, sesederhana itu.
Si kucing pun hidup hingga 2 tahun dan masih berkeliaran di sekitar asrama saya.
Menjadi pelajaran bagi siapapun yang bisa mengambil pelajaran, Dan menjadi kucing buta yang busuk, bagi yang tidak mengambil hikmah dari semangat dan kepercayaannya kepada Rabbnya.
Sumber: Telegram Group